Senin, Februari 11, 2008

Ariana Dewi Nur Lathifah

Tepat hari Minggu 27 Januari 2008, adalah moment yang sangat-sangat penting dalam hidupku. Dengan lahirnya anak pertamaku maka statusku berubah menjadi seorang Bapak. Hmm...sungguh moment yang sangat berharga sekaligus menegangkan buat aku, karena saat istriku melahirkan anak ku ... aku mendampinginya. Pagi itu tepatnya hari minggu 27 Januari 2008 aku di bangunkan oleh adik iparku dan memberi tahu bahwa istriku sudah mengeluarkan air terus. Kontan aku kaget dan langsung beranjak dari tempat tidur dan lantas menemui istriku. Aku lihat istriku hanya tersenyum simpul menatapku sambil menahan sakit.

Kebetulan ada mertuaku yang sudah menanti cucunya lahir sejak 2 minggu, dan lalu aku lari keluar memberi tahu ke ibuku bahwa istriku sudah sakit perutnya. Singkat cerita lalu saya, istriku dan ibuku menuju rumah sakit bersalin terdekat yaitu RS KASIH BUNDA, Segera aku menuju ke penjaga. Tanpa basa basi ...penjaga bertanya "Anak keberapa bu ?" ..lalu istriku menjawab "Anak pertama", "Mari masuk kita periksa dulu" jawab ibu penjaga. Lalu istriku di bawa masuk untuk di periksa. Kegelisahanku makin menjadi2 dan jantungku terus berdegup sambil berdo'a semoga istriku dapat melahirkan anak ku dengan selamat. Tak lama kemudian para suster keluar dari ruang periksa bersama istriku dan suster berkata padaku "Ini baru buka 2 pak, kemungkinan siang atau sore sudah bisa lahir, "Memamg harus buka berapa bu ?" Tanyaku. "Harus sampai lima pak" Jawab suster.

Oh bgtu aku mengerti sekarang, kemudian aku membawa istriku keruangan yang sudah aku pesan dan di antar oleh seorang suster. Kebetulan waktu itu masih ada ibuku, dan aku kmudian pulang dengan maksud tidur sebentar karena rasa kantuk yang tak tertahankan. +/- 30 menit aku tidur di rumah, lalu ibuku sudah kembali lagi dan pesan agar aku segera ke RS lagi karena di sana tidak ada yang menunggu. Bergegas aku menuju ke RS bersama Adik Iparku dengan mengendarai sepeda motorku.

Sampai di RS, istriku terus kesakitan dan sepertinya teramat sangat sakiiiiiiiit sekali. Sampai-sampai aku menangis juga melihat kejadian itu. Berkali-kali aku datangi suster jaga, namun suster mengatakan bahwa rasa sakit itu justru bagus, karena akan mendorong kepala Bayi menuju ke bawah. Sedikit lega memang mendengar itu, tapi tetap tidak tega melihat dan mendengar istriku kesakitan seperti itu. Setelah beberapa jam seperti itu, aku membawa istriku untuk periksa lagi ke ruang periksa. Dan akhirnya istriku beristirahat di ruang bersalin bersama aku. Jam demi jam berlalu tibalah perjuangan panjang istriku untuk melahirkan anak ku tct. Rintihan bahkan tangis istriku terdengar jelas di telingaku dan membuat jantungku semakin berdegup. Aku berdoa "Ya Allah, selamatkan istri hamba .... selamatkan anak hamba ya Allah.. Hamba ingin hidup bersama anak istri hamba ya Allah ... Ijinkan Hamba bersama anak dan istri hamba ya Allah .." ....

Selang beberapa waktu kemudian doa ku benar-benar terkabul, aku mendengar rintihan istriku semakin pelan dan aku mendengar suara anak ku....oh Allhamdulillah. Tak lama, suster membawa anak ku ke ruangan khusus bayi dan sambil aku pandangi terus anakku itu. Dan senang rasanya ...Allhamdulillah ...Bayiku lahir sehat dengan berat badan 3Kg serta panjang 48cm. Aku beri anak ku nama ARIANA DEWI NUR LATHIFAH yang artinya CAHAYA DEWI yang KUAT dan PINTAR/CERDAS. Amin